Post Page Advertisement [Top]

Vanessa Liviani (Doc. Pribadi)
Jakarta - Gadis cantik jelita Vanessa Liviani tidak hanya memiliki wajah yang sedap dipandang dan sikap yang ramah. Lebih dari itu, ia adalah seorang wanita yang cukup maju dalam hal pemikiran, Bayangkan saja, untuk usianya yang masih belia, ia sudah memiliki segudang pengalaman mulai dari karirnya sebagai Barista , bekerja di suatu perusahaan dan juga aktif sebagai influencer.

Vanessa dan Barista 

Vanessa bercerita awal mula ia belajar meracik kopi adalah pada saat masuk bekerja di Cascara Coffee , kebetulan karena coffee baru buka maka ia belajar meracik dan membuat kopi terenak paling tidak untuk dirinya sendiri.  "Aku belajar menjadi barista di Cascara Coffee Serpong dan pada saat awal itu aku nggak langsung megang mesin kopinya. Pertama belajar cara nyeduh kopinya dulu dan bikin-bikin minuman yang biasa dulu. Cuma karena Cascara baru buka jadi agak longgar dan aku jadi sekalian belajar untuk meracik kopi yang enak dan menyicipi racikan aku"  
Ia lalu menjelaskan secara jelas bagaimana ia memilih pekerjaan sebagai barista, alasan utama yang ia miliki lebih karena ingin memiliki pengalaman dan jaringan yang luas "Ingin memiliki kenalan dan menambah pertemanan , terus jadi nambah channel juga"
Vanessa yang membutuhkan waktu sekitar 3 bulan dalam belajar menjadi seorang barista ini kemudian memberikan tips langkah yang harus dilakukan agar kopi yang disajikan nikmat. "Ya bikinnya harus niat pasti.. kan kopi itu ada banyak tastenya kan? Kita juga harus menyesuaikan sama yang customer mau. Terus emang sebelum kita siap ke customer , kita harus kalibrasi dulu sebelum benar-benar kita kasih ke mereka. Kita taste dulu bener-bener apa enak di mulut mereka"




Selama berkarir sebagai barista sudah ada banyak menu yang telah dibuat Vanessa seperti Cappucino, Latte, Piccolo, Manual Brew , namun dari sekian banyaknya menu yang telah dibuat menu andalan yang dimiliki oleh Vanessa adalah Cappucino dan Latte . "Cappucino dan Latte sih, itu udah jadi hal yang dasar nggak sih? Karena hampir semua orang yang suka kopi kayaknya sukanya itu nggak sih ? "
Gadis yang baru berusia 19 tahun ini kemudian menjelaskan cara untuk membuat rasa kopi yang seimbang. Menurut Vanessa, hal utama yang harus dilakukan untuk membuat rasa kopi yang seimbang adalah dengan melakukan kalibrasi. "Di kalibrasi dulu , ditentuin temperatur panasnya,  dan diukur berapa gram takerannya , mungkin 20 gram ya, terus dalam kalibrasi itu ada beda detiknya, jadi single sama doble beda harus disesuaikan" 
Vanessa mengakui kalau dirinya dulu kurang menyukai kopi, namun karena tuntutan pekerjaan sebagai barista dimana ia terus mencicipi kopi, itu membuat dirinya ketagihan. "dulu nggak suka, kalau sekarang suka, mungkin karena udah terbiasa kali ya. seperti doping kali ya sukanya, mungkin karena setiap hari urusannya sama kopi, waktu lagi senggang jadi pengen banget deh minum kopi begitu"
Gadis penyuka kopi aceh gayo ini kemudian menuturkan kalau kopi lebih nikmat jika dikonsumsi tanpa menggunakan gula, namun ia menghormati cara menikmati kopi masing-masing penyuka kopi . "nggak enak kalau pake gula. karena bisa merubah rasa, Apalagi kayak kopi yang botolan, itu udah beda banget rasanya sama rasa kopi yang asli , tapi balik lagi sih selera orang beda-beda"


Kemudian ia menjelaskan apa saja hambatan yang ia terima saat menjalani profesi sebagai barista. "hambatan kalau selama ini kalau mood lagi jelek sih, itu tuh yang mempengaruhi banget kayak misalnya lagi bete,  kadang ya kita ya wajarlah ya manusia gitu,  nggak mungkin happy-happy mulu. Jadi tuh mempengaruhi sih , terus sama orang juga ada kopi yang rasanya benar-benar enak malah buatnya setengah-setengah jadi ada kendala dalam penyesuaian gitu, nggak sesuai takaran dan penyajiannya sama kopi yang seharusnya disajikannya harus perfect jadi biasa aja gitu"

Lebih lanjut Vanessa mengungkapkan kalau profesi sebagai barista kurang menjanjikan untuk menjadi penghasilan utama , namun itu berbeda jika seorang barista tersebut sudah sampai pada jenjang yang lebih tinggi. "Nggak menjanjikan, kecuali emang udah pro banget. Biasanya dari cara dia coba-coba kopi melulu , sebenarnya kan ada yang fanatik kopi banget. dan saking fanatiknya sama kopi jadi orang itu yang bayar langsung barista pro ini untuk buatin dia kopi langsung. Jadi kalau kayak sama yang setengah-setengah jadi barista buat orang lain kayak males gitu nggak sih untuk minta dibuatkan kopi?"


Influencer dan Target Vanessa Liviani

Vanessa yang sebenarnya sudah berhenti menjadi barista sejak beberapa waktu yang lalu kemudian bercerita tentang pengalamannya menjadi seorang Influencer . Vanessa mengaku masih bingung kenapa ia bisa menjadi Influencer karena selama ini ia hanya bertindak sebagaimana mestinya Gadis yang menggunakan media sosial.  "Aku pertama nggak sadar kalau aku itu Influencer , Aku juga nggak tahu bisa ada banyak yang follow aku. Jadi kayak, pertama malah yaudah aku ya post-post aja gitu. Nggak kepikiran mau jadi Influencer atau apa gitu. Malah aku sering merasa kayaknya aku ini orang biasa aja deh , bukan orang yang mempengaruhi orang lain atau gimana gitu, jadi ya cuma sering post aja dan tau-tau ada tawaran endorsement ya gitu-gitu aja sih"

"Sebenarnya feed IG aku itu, aku buat biar rapih aja sih, nggak ada niatan dibuat untuk jadi Influencer" lanjut Vanessa mengomentari feed Instagramnya yang sangat tertata rapih.

Soal modal untuk menjadi Influencer , Vanessa mengaku kalau ia tidak terlalu mementingkan perawatan tubuh. Vanessa lebih memilih untuk memanage keuangan.  "Perawatan sih aku nggak juga, aku santai sih kalau perawatan, aku nggak mau terlihat monoton kayak cewek-cewek yang lain kayak 'harus skincare-an gitu' mungkin karena aku baru terjun ke dunia kerja , jadi aku kayak ngerti gitu loh pengeluaran tuh juga harus di manage gitu"
Menjadi Influencer yang juga aktif bekerja di suatu perusahaan membuat Vanessa harus memiliki fokus yang cukup terbagi , antara klien di sosial media dan juga urusan pekerjaan. Vanessa mengaku kesulitan jika sudah banyak kerjaan di kantornya dan juga harus mengejar deadline endorsement. "Nah itu tuh pusing tuh, Tapi kan kayak aku kerja dari pagi sampai sore, karena sudah menjadi rutinitas sebagai karyawan ya kan? Nah harus pintar bagi waktu , mungkin aku ngerjain pesanan klien saat weekend atau saat kantor sedang pulang cepat, itu aku usahain banget sih"

Banyak orang yang masih bingung sebenarnya apa sih arti sebenarnya dari Influencer itu? Vanessa memiliki pendapat sendiri soal ini. Menurutnya, Influencer adalah orang yang bisa menarik minat seseorang untuk membeli barang yang dikenakan oleh si influencer "Influencer adalah sesuatu yang mempengaruhi seseorang dalam bentuk positif kayak kita kan terima endorsement misalnya baju. Apalagi kalau cocok di kita, terus orang pastikan 'ih mau deh bajunya kayak dia' gitu. membuat orang gitu. Pada umumnya itu mempengaruhi nggak sih ? Itu sih sekilas yang aku tahu"

Berbicara mengenai target masa depan, Vanessa memiliki target yang cukup rinci tentang usahanya di dunia kerja.  "Life Goals ya? Pertama, aku mau punya bisnis sendiri, dari sekarang aja aku udah mikirin untuk buat bisnis, tapi aku bingung mau bisnis apa ? masih muter otak sih. Terus disamping bisnis , aku pengen mengembangkan bisnis dan pekerjaan aku. sampai intinya pastinya banggain mama dan papa"

Terakhir Vanessa berpesan untuk anak muda jangan menyianyiakan waktu yang sangat berharga. "Jangan kuliah kalau kuliah kalian itu cuma buat main-main aja, harus serius dan bisa mempersiapkan diri untuk kedepannya, karena dalam dunia kerja kalian akan dituntut untuk bisa memanage waktu dan semacamnya"  (MAr.)


No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Bottom Ad [Post Page]